Romance,
Crime, mysitery
Kriiiiiiinnnnngggggg!!!! Bunyi bel
tanda masuk sekolah berbunyi. Mereka kembali ke kelas untuk mengikuti pelajaran
selanjutnya. Suasana pelajaran di kelas XII IPA 2 waktu itu terasa seperti
biasa aja. Aji dan Ardiana menyapa Adi untuk berpulang secara terpisah.
“Mungkin mereka berdua akan menjalani kencan” dalam hati Adi mengatakanya. Adi
berjalan menuju rumah dengan perasaan penasaran dengan kejadian dibelakang
sekolah tadi waktu istirahat. Hingga sesampenya dirumah pun dia langsung
memasuki kamarnya dan merenungkan kejadian itu. Tok tok tok... suara pintu
kamar berbunyi. “Adi, apa kau baik-baik saja?” suara Ibunya dari luar kamar.
“Aku baik-baik saja bu....” Adi menjawab. “Oke istirahatlah, kata Aji kamu
pingsan hingga dibawa ke UKS” kata Ibunya. “ Iya bu aku habis berantem dan aku
pingsan dan aku akan istirahat” Adi menjawab lagi. “ Berantem..???
Dipukul...???? Pingsan...????... Adi mengulangi ketiga kata tersebut berulang
kali. Dan itu membuat Adi menjadi semakin penasaraan dengan kejadian di pagi
hari tadi dan memberanikan diri untuk mencari tahu dengan pohon beringin
dibelakang sekolah dan mayat yang bergelantungan dipohon itu. “Kressssss” Suara
Televisi ketika menyala. “Berita
Harian... Diberitahukan bahwa segombolan napi berhasil kabur dari penjara.
Dipekirakan mereka akan melakukan pembunuhan masal yang terjadi pada tahun
lalu.”
Adi menghabiskan waktu semalaman di
kamarnya. “Bangun Adi nanti terlambat ke sekolahnya” kata Ibunya. Adi bangun
dengan biasanya dia terlambat 20menit memasuki sekolahnya. Karena dia terlambat
dia tidak boleh mengikuti mata pelajaran, “Sial seperti biasa, apalagi
pelajaran kali ini olahraga” kata Adi. Adi teringat hal kejadian di belakang
sekolah. Dia memutuskan untuk menuju kesana. Sebelum sampai di belakang sekolah
dia mendengar suara percakapan seseorang. Dan ternyata disana ada sekumpulan
orang sedang mendiskusikan sesuatu. Adi teringat akan berita televisi tadi malam.
“Mungkin itu mereka napi yang diberitakan tadi malam” kata Adi dalam pikiranya.
Sambil tertawa keras segerombolan itu terlihat sedang melemparkan sebuah tombak
ke arah pohon beringin hingga menancap pada sesuatu yang bergelantung di pohon
itu. Adi penasaraan dan mencoba mendekati segerombolan itu.
Dengan berhati- hati Adi mendekati
segerombolan itu dan terlihat jelas
tombak menancap di kepala seseorang yang digantung di pohon beringin. Dia
terpaku sejenak dan mencoba untuk mengambil telepon untuk memberitahukan kepada
polisi. Tangan adi gemetaran saat memegang HP sehingga susah untuk menekan
tombol dan membuat Hpnya terjatuh ketanah “Creeeetaaaaakkkk”.”Hmmm hey kamu
dengar ada suara barang terjatuh?” Kata salah satu penjahat. “??????? Tidak,
mungkin suara tikus atau buah jatuh” temannya menjawab dan sontak
teman-temannya tertawa terbahak-bahak “haaaaaaaaaaaa”. “Aku akan mengecek siapa
tau ada mata-mata disekitar sini”perkiraan dari salah satu penjahat yang
curiga. “Bagaimana nih???” Adi sambil ketakutan dan mencoba mengambil sebatang
kayu untuk berjaga-jaga. Penjahat itu semakin dekat dengan persembunyian Adi.
“Kraaakkkk Kraaaakkk Kraaakkkk” Suara langkah pemburu mendekati persembunyian.
Si penjahat datang dan tanpa perlawan Adi langsung terpental sejauh 2meter
karena pukulan yang sangat keras. Hidungnya Adi patah dan keluar darah. Dengan
ekspresi yang panik dan kesakitan Adi mencoba kabur dan berlari sekencang
mungkin. Segerombolan itu melihat temannya memukul Adi. Dan mereka pun langsung
ikut membantu. Itu membuat Adi terpojokan dan terkepung. Adi hanya dengan
sebatang tongkat yang dia bawa mencoba memberi perlawanan “Jangan mendekat atau
kupul kalian” kata Adi. “Wkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwk” Para penjahat tertawa.
Adie mencoba tenang “hufffffffff” Adi
mengela nafas. Terjadilah pertarungan sengit anatara Adi dan segerombolan itu.
Tak disangka Adi bisa memberikan perlawan walaupun dia terluka cukup parah.
Tangan kanan dan hidunngnya sepertinya patah tulang. “Untung saja mereka tidak
membawa benda tajam dan aku terbiasa dengan latihan olah raga setiap hari” Kata
Adi. Keahlian dalam olah raga membantunya memberi kelincahan sehingga bisa
menghindari pukulan dari musuh. Waktu itu pukul 11.25 Adi kembali ke UKS dan
dirawat oleh dokter sekolahan. “Aku mbolos jam kelas lagi sial” kata Adi.
Kemudian dia tertidur setelah mendapatkan perawatan dari dokter sekolah. Oh ya
nama dokter yang merawat Adi adalah Dr.Indri. Dia dokter cantik di sekolahan
Internasional ini lulusan dari Universitas ternama di Amerika. Tapi dia
memiliki sifat buruk dalam pengobatannya selalu kasar dan tanpa ragu
mengobrak-abrik pasiennya. “Hmmmmm menyeramkan sekali” dalam pikiran Adi
membayangkan Dokter Indri.
“Kamu sudah siuman Adi?” Kata dokter
Indri. “Iya bu dokter”Kata Adi. “Berbaringlah jangan banyak bergerak dulu, atau
pisau ini memotong tanganmu yang patah itu” Dokter Indri mengancam Adi.
“Heeeeeeeeehhhhhh” ekpresi Adi ketakutan. Adi terus kepikiran kenapa dokter
Indri tidak penasaran dengan apa yang membuatku terluka parah seperti ini?.
Dengan kondisi tubuh seperti itu dia harus dirawat di Rumah Sakit selama
sebulan. Selama sebulan juga Adi melaporkan kejadian yang dialami di sekolahnya
kepada aparat kepolisian. Polisi pun langsung bergerak dan menyergap tempat
segerombolan pembunuh dibelakang sekolahan. Enam orang tertangkap oleh polisi
dan dua orang telah melarikan diri. Enam orang diinterograsi oleh polisi “Dua
orang telah melarikan, kalian satu persatu akan tetap kami teror selamanya dan 'PEMIMPIN' kami berkata teror masih berlanjut” Kata dari seorang pembunuh sebelum
tubuhnya meledak. Ternyata para pembunuh itu ditanamkan bom kecil didalam
tubuhnya untuk suatu ketika mereka terpojok atau tertangkap. Dengan kode
penyebaran kata “PEMIMPIN” bom itu akan aktif. The End
Comments
Post a Comment